Menurut cerita dari tetua masyarakat, sejarah Desa Traju telah berlangsung setidaknya sejak zaman penjajahan bangsa Belanda sekitar tahun 1905. Saat itu Desa Traju kasih dipimpin oleh tetua desa karena belum ada seorang kepala desa / lurah. Desa Traju merupakan daerah pedesaan yang dilimpahi berkat tanah pertanian yang subur, tumbuhan yang menghijau, diatas tanah pegunungan yang banyak / beberapa dukuh diantaranya Dukuh Riwan, Dukuh Kada, Dukuh Pelem, Dukuh Tengah, Dukuh Gerwalen dan Krajan. Tak heran kala itu Desa Traju menjadi tempat persembunyian dan markas pejuang-pejuang republik karena tempatnya yang sangat strategis untuk dijadikan markas persembunyian selama perang kemerdekaan, warga Desa Traju membantu pejuang.
Desa traju sangatlah unikdalam memilih kepala desa atau lurah, menurut cerita orang tua dulu, pertama kali Desa Traju memilih seorang pemimpin yaitu dengan cara orang itu ditunjuk secara langsung oleh masyarakat yang saat itu masyarakat memilih seorang yang dianggap kaya dan mampu memimpin desa. Terpilihlah seorang warga yang mempunyai lumbung ( tempat penyimpanan hasil panen ) yang sangat besar yang bernama SURNAH, yang sampai sekarang dikenal oleh warga kami warga Desa Traju sebagai Lurah LUMBUNG. Beliau memimpin Desa Traju sekitar dua belas tahun yaitu sejak tahun 1905 sampai dengan tahun 1917.
Setelah Lurah Lumbung berhenti menjadi Kepala Desa, diadakanlah pemilihan Kepala Desa kembali tapi dengan cara pemilihan yang berbeda yaitu si calon kepala desa disuruh menggendong warganya, barang siapa yang menggendong paling banyak yaitu sebagai pemenangnya. Dan saat itu terpilihlah seorang warga / masyarakat yang bernama Bapak SANTAWIJAYA. Beliau memimpin selama 10 tahun yaitu sejak tahun 1917 hingga tahun 1927. Kemudian beliau digantikan oleh Bapak : mah TIRTAYUDA dan menjabat sebagai Kepala Desa selama 11 Tahun yaitu pada tahun 1927 hingga tahun 1938.